Kamis, 31 Oktober 2013

Laporan Pembenihan Ikan Cobia

PEMBENIHAN IKAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG
Oleh :
ANDI GUGUN GUNAWAN
Di Bimbing oleh Toto Hardiyanto, S.Pi dan Laely Dimyati, S.Pd

Email : Andigugun8@gmail.com


I.         PENDAHULUAN

a.     Latar Belakang
Ikan cobia (Rachycentroncanadum) dapat dijadikan kandidat dalam aquaculture karena pertumbuhannya relative cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan memiliki kualitas daging yang bagus. Selain hal tersebut, ikan Cobia merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis. Daging Cobia dipasarkan dalam bentuk beku, cocok untuk diasap atau bahan pembuatan sashimi. Pasar Asia selain tertarik pada daging ikan, juga tertarik pada gonad, stomach dan kepala untuk dimasak menjadi sop/pindang. 
Pada saat ini Cobia mulai populer di Indonesia, ditandai dengan banyaknya permintaan telur, benih dan ukuran konsumsi dari daerah Jakarta, Bandung, Bali, Kepulauan Seribudan Kalimantan.
Dalam memproduksi benih yang berkualitas (pertumbuhan bagus, sintasan tinggi, bebas penyakit, parasit dan virus, serta toleran terhadap perubahan lingkungan). Maka harus didukung dengan manajemen pemeliharaan larva yang baik. (Nhu, 2010) menyatakan periode kritis pada pemeliharaan larva cobia adalah tahap first feeding dan tahap weaning. 
Giri, et al (2002) menyatakan kesuksesan pemeliharaan larva tergantung pada kecocokan pakan yang dikonsumsi larva, efisiensi tingkat kecernaan dan nutrisi tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan. Larva ikan laut banyak yang termasuk visual predator, sehingga membutuhkan cahaya untuk efficient planktivory. Tetapi photoperiode yang optimal untuk perkembangan larva, pertumbuhan serta sintasan adalah berbeda pada masing-masing larva ikan dan berubah sesuai dengan perkembangan larva. Secara umum dengan perpanjangan photoperiode dapat meningkatkan performansi  larva ikan, larva diberi kesempatan perpanjangan waktu untuk makan karena adanya cahaya.
Mengamati pentingnya pasok benih untuk mengimbangi perkembangan kegiatan budidaya yang berkelanjutan, maka usaha produksi benih masih perlu ditingkatkan melalui berbagai perekayasaan dengan memperhatikan dan mengantisipasi berbagai kendala serta melakukan perbaikan managemen pakan maupun lingkungan dan diharapkan dapat menghasilkan benih yang berkesinambungan dan berkualitas. Dalam tulisan ini akan diuraikan berbagai hasil perekayasaan yang mengarah pada peningkatan pertumbuha, kelangsungan hidup larva dan benih serta perbaikan kualitasnya.
Dengan terbukanya peluang pasar untuk ikan cobia, maka mendorong masyarakat untuk menyediakan ikan melalui usaha budidaya. Usaha budidaya akan berjalan, apabila benih dengan kualitas baik tersedia secara kontinyu dan berkesinambungan.
B.     Tujuan dan Manfaat
a.      Tujuan
1.    Mengetahui dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan teknik perbenihan Cobia.
2.    Mengetahui jumlah telur (fekunditas) dan derajat penetasan (HR) Cobia  dalam pemijahan dari 3 pasang induk, dan  3 induk jantan  serta 2 induk betina yang disuntik hormon. 
3.    Mengetahui teknik perbenihan cobia yang diterapkan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung mulai dari teknik pemeliharaan induk, teknik pemeliharaan larva, sampai pada tahap pemanenan.
b.      Manfaat
Manfaat dari praktik kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa di lapangan serta memahami permasalahan yang timbul dalam teknik perbenihan ikan cobia (Rachycentron canadum), sehingga diharapkan dapat melakukan budidaya ikan cobia dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan dapat menambah informasi dan wawasan tentang budidaya ikan cobia.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

A.    Taxonomi dan Morfologi Ikan  Cobia (Rachycentron candum)
Ikan cobia memiliki nama Gasterosteus canadus, namun sekarang lebih dikenal dengan Rachycentron canadum (FAO,1974). Cobia merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan tropis sampai ke subtropis (Arendt et al., 2001). Ikan ini banyak ditemukan di perairan Atlantik, Pasifik, dan di sebelah barat Meksiko (Arendt et al., 2001). Cobia diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata                                                             
Class                : Actinopterygii                                                                                          
Order               : Perciformes
Family             : Rachycentridae        
Species            : Rachycentron Canadum

      images.jpg
                                        Gambar 1.Ikan Cobia (Rachycentron canadum)
Bagian dorsal tubuh ikan cobia berwarna hitam kecoklatan dengan bagian lateral berwarna abu-abu dan bagian ventral berwarna putih. Matanya berwarna hitam, dengan warna hitam juga terdapat pada moncong ikan sampai ke sirip ekor. Ciri-ciri yang nampak saat masih muda adalah terdapat dua garis pada sisi lateral yang berwarna hitam dan warna tersebut akan semakin pekat ketika dewasa. Bentuk tubuh silindris dan panjang dengan kepala berbentruk pipih melebar. Memiliki mulut lebar dengan rahang yang sempit dan gigi terdapat di dalam rahang diantara lidah dan mulut (Anonim, 2006).
Selain itu, Cobia juga memiliki sirip dorsal pertama yang seperti duri berjumlah 7 – 9 (pada umumnya 8) sedangkan sirip dorsal yang kedua ukuranya lebih panjang. Sirip anal mirip dengan sirip dorsal yang kedua, tetapi ukurannya lebih pendek. Ketika dewasa sirip caudal berbentuk seperti bulan sabit, dengan bagian atas lebih panjang dari pada bagian bawah. Sedangkan pada saat mudanya, sirip caudal berbentuk bulat (Hammond, 2001).
III.             PELAKSANAAN

A.    Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2013 sampai dengan tanggal 31 Mei 2013 bertempat di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut, Lampung yang berlokasi di :

Alamat         : Jl.Yos Sudarso
Desa             : Hanura
Kecamatan   : Padang Cermin
Kabupaten    : Pesawaran
Propinsi        : Lampung

B.     Metode pelaksanaan
Metode yang digunakan selama kegiatan Praktik Kerja Lapang(PKL) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung antara lain:
a.       Dengan melakukan pengamatan langsung,dan melakukan Pengumpulan data primer, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung untuk mengikuti dan melakukan seluruh kegiatan perbenihan ikan Cobia, wawancara dalam bentuk tanya jawab bersama pimpinan operasional, teknisi lapangan, staff pegawai, dan pihak-pihak lain yang berkompeten dibidangnya masing-masing, mengenai fasilitas serta kegiatan yang dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya laut (BBPBL) Lampung terutama yang tidak diikuti oleh pelajar.
b.      Pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang tidak diperoleh secara tidak langsung.diperoleh dari berbagai literatur mengenai kegiatan perbenihan ikan Cobia seperti data yang berasal dari buku, makalah, jurnal, perpustakaan,dan hasil data dari internet.atau dengan melakukan studi pustaka seperti .Untuk mencari referensi untuk menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan perbenihan ikan cobia.
c.       Mendekomentasikan gambar-gambar yang diperoleh selama praktik di BBPBL Lampung.
C.    Kegiatan-kegiatan Perbenihan  Cobia
1.      Pengelolaan Induk
a.       Pengadaan  Induk
Induk ikan cobia yang  ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung  hasil dari budidaya sendiri. Jumlah induk   10 ekor dan mempunyai berat  3 – 9 kg.
b.      Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan Induk Cobia di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dilakukan di keramba jaring apung . Jaring yang digunakan terbuat dari bahan polyethyline.  Ukuran jaring Keramba yang digunakan 3 x 3 x 3 x m dan ukuran mata jaring 2 inchi dengan ukuran benang D 18.  Jaring yang digunakan untuk pemeliharaan induk cobia sebayak 1 buah dengan kepadatan induk 10 ekor.
2.      Pemberian Pakan
Selama pemeliharaan induk pakan yang diberikan yaitu berupa ikan segar (kuniran) dan cumi, dengan frekuensi pemberian 1 hari sekali.  Dalam seminggu pemberian pakan ikan segar (kuniran) lebih sering diberikan dari pada cumi karena pakan ikan (Kuniran) memilki protein yang tinggi. Pemberian pakan secara add satiation (± 3% berat tubuh) dan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 08.30  WIB.
3.      Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin dilakukan 3 kali seminggu dengan dosis 10 mg/kg induk. Adapun jenis vitamin yang diberikan dalam seminggu yaitu :Vitamin C ,Vitamin E, dan Spirullina.
 Pemberian vitamin ini bertujuan untuk memperlancar kerja fungsi-fungsi sel kelenjar dengan memacu fungsi hormon gonadotrophin serta meningkatkan ketahanan tubuh, menjaga kesehatan induk , mempercepat kematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur.
4.      Persiapan Wadah Pemijahan
Sebelum induk diseleksi jaring baru yang berukurann 3 x 3 x 3  m dan hapa (kolektor) dengan mesh size 500 µm dipasang dirakit keramba, sambil  paralon  (pipa segiempat) dimasukkan kedalam jaring yang berguna sebagai pemberat ukuran 3 x 3 x 3 m.  
5.      Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan untuk mengetahui kematangan gonad pada ikan. Metode yang dilakukan adalah metode kanulasi untuk induk betina dan stripping (pengurutan) untuk induk jantan.  Induk yang matang gonad (terdapat sperma dan oosit) maka dilakukan penyuntikan hormon HCG (HUMAN CHORIONIC GONADOTROPHIN) 200 IU/kg berat badan. Penyuntikan hormon ini dilakukan pada bagian sirip dada bagian bawah, karena bagian ini empuk dan  penyuntikan dibagian ini proses rangsangan induk lebih cepat. 
Adapun hasil data seleksi induk cobia pada bulan maret dan bulan mei 2013 dapat dilihat pada tabel 2.
   Tabel 2. Data seleksi induk cobia
No.
Bulan penyeleksian
Jenis kelamin
Kematangan gonad
Dosis penyntikan
Berat
1.
.
Maret 2013
Jantan
Betina
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Jantan
Jantan
Kurang bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
bagus
Kurang bagus
Kurang bagus
Bagus
-
1500 IU
1400 IU
600 IU
-
1200 IU
1400 IU
-
-
1400 IU
4 kg
8 kg
7 kg
3 kg
5 kg
6 kg
7 kg
7 kg
6 kg
7 kg
2.

Mei 2013

Betina
Betina
Betina
Jatan
Betina
Jantan
Jantan Bagus
Jantan
Jantan
Kurang bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Kurang bagus
Bagus
Bagus
Bagus
-
1.500 IU
1.800 IU
1.400 IU
-
-
1.500 IU
-
1.500 IU
8 kg
8 kg
9 kg
7 kg
10 kg
8 kg
8 kg
5 kg
8 kg

6.      Proses Pemijahan
Pemijahan yang dilakukan induk cobia yang berada di KJA tepatnya pada bulan Maret dan bulan Mei 2013   yaitu secara alami dan menggunakan rangsangan hormonal.  Pengamatan  pemijahan dilakukan dengan mengamati tanda-tanda seperti : turunnya nafsu makan, perut buncit, kejar-kejaran. Apabila terjadi pemijahan maka parameter yang  diamati adalah tingkat pembuahan telur (% FR) .
Pemijahan terjadi pada sore hari (sekitar pukul 16.00) atau malam hari, umumnya terjadi pada bulan gelap, dengan interval 1  hari. Tetapi terkadang induk cobia juga dapat memijah secara alami ( 1 kali dalam sebulan). Adapun jumlah total telur ikan cobia yang dihitung pada tanggal 13 maret dan 15 mei 2013 dapat dilihat pada tebel berikut ini .
Tabel 3. Produksi telur induk cobia pada bulan maret dan bulan mei.
No.
Tanggal Pemijahan
Jumlah Induk yang disuntik hormon

Total telur (butir)
1.
2.
13 Maret 2013
15 Mei 2013
3 Pasang
2 Induk betina dan 3 Induk jantan
1.559.999
840.000

7.      PemeliharaanLarva
Pemeliharaan larva merupakan salah satu bagian terpenting dan paling menentukan dalam keberlangsungan perbenihan maupun budidaya cobia. Pemeliharaan larva cobia menggunakan metode green water system. Bak yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah bak beton berbentuk persegi panjang dengan dimensi 4 x 2 x 1,25 m dan memiliki volume penuh bak 10 m3 yang berjumlah 12 unit yang berada dalam ruangan yang disebut hatchery. Bak juga dilengkapi dengan bak panen yang memiliki dimensi 1 x 0,5 x 0,4 m.
Adapun padat penebaran larva yang ditebar kebak pemeliharaan sebanyak 50.000 ekor/bak. Satu hari setelah penebaran larva dilakukan maka media pemeliharaan larva cobia diberi minyak ikan. Fungsi dari minyak ikan yaitu untuk mengikat bahan organik yang mengapung dipermukaan air yang disebut dengan lapisan vilem.  Pakan yang digunakan di BBPBL Lampung untuk larva ikan cobia terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Untuk pakan alami yang digunakan adalah dari jenis fitoplankton yaitu Nanhocloropsis sp dan zooplankton yaitu rotifer jenis Branchionus plicatilis, Diaphanosoma sp, dan Artemia salina, sedangkan pakan buatan yang digunakan yaitu   pellet love larva.
Adapun tabel jenis pakan dan frekuensi pemberian pakan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jenis pakan dan frekuensi pemberian pakan
No.
Jenis Pakan
Umur larva
(hari)
Frekuensi
Kepadatan
1.
2.
3.

4.

5.
Nannochloropsis sp
Brachionus sp
Artemia

Diaphanosoma

Pellet
D.1 – D.19
D.2 – D.15
D.7 – D.20

D.10 – D.20

D.10 – D.20
1 -  2 kali
1 kali
2 kali

1 kali

2 kali
13 x 105 sel/ml
5 x 103 sel/ml
Sesuai kepadatan larva

Sesuai kepadatan larva

addsatiation

 Pencegahan hama dan penyakit pada saat pemeliharaan dilakukan  dengan cara pemberian Probiotik ( Sano life ) yang bertujuan untuk menetralkan kualitas air di bak larva,  menekan pertumbuhan bakteri dan mengurai bakteri yang tidak menguntungkan , sehingga tidak menimbulkan hama penyakit yang akan tumbuh pada bak pemelihraan.  Dosis pemeberian probiotik yaitu 25 ppm/hari. Probitik ini mulai diberikan sebelum larva ditebar ke bak pemeliharan. Sedangkan jadwal peergantian air pada waktu pemeliharaan larva cobia adalah : 0% untuk umur D.0 – D.5, 10% untuk umur D.6 – D10,  30% untuk umur D.11 – D.15, air mengalir untuk D.16 – D.20.  Pergantian biasanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pukul 07.30 dan pukul 14.00. Setelah dilakukan pembuangan air, untuk menstabilkan kualitas air pada bak pemeliharaan larva,  dilakukan penambahan plankton jenis Nanochloropsis sp sebanyak 13 x 105 sel/ml .
Pemanenan larva cobia dilakukan apabila larva berumur 20 hari atau saat larva telah mengalami metamorphosis (larva berubah menyerupai ikan sempurna). Sebelum pemanenan dilakukan, sebaiknya larva tidak diberi pakan minimal 1 hari. Pemanenan dilakukan pada pagi hari pukul 07.30 WIB sampai selesai. Tujuan panen   larva adalah melanjutkan pemeliharaan benih ke tahap berikutnya yaitu kegiatan pendederan. 
Selama pemeliharaan larva sampai umur 20 hari jumlah  yang dihasilkan 3.773 ekor. Hasil panen larva cobia dapat dilihat pada tabel 7.
      Tabel 7.  Jumlah larva hasil penen umur 20 hari
No.
Kode Bak
Jumlah tebar
(ekor)
Jumlah panen
(ekor)
SR (%)
1.
2.
3.

A
B
C

50.000
50.000
50.000
2500
570
703
5%
1,14%
1,40%

D.    Pendederan Ikan Cobia
a.      Pemeliharaan Benih 
Benih yang digunakan untuk kegiatan pendederan, dipilih benih yang sehat bebas dari virus, bakteri dan parasit. Adapun padat penebaran yang dilakukan di bak terkontrol yaitu  ukuran besar (> 5 cm) 150 ekor/bak, ukuran (3,5 cm) sedang 200  ekor/bak dan ukuran kecil (2 cm) 300 ekor/bak.
Pakan  benih ikan cobia yang berada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung yaitu berupa pellet, karena ketersediannya tidak tergantung dari kondisi alam, kondisi pakan bersih dan tidak membawa bibit penyakit (bakteri, parasit dan jamur) serta benih cobia mudah beradaptasi dengan pakan pellet.   Jenis pakan pellet yang digunakan berupa pakan pellet love larva yang disesuaikan dengan bukaan mulut dan ukuran benih. Frekuensi pemberian pakan pellet 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari sebelum penyiponan dan pergantian air dilakukan. Pemberian dilakukan secara
 Waktu benih baru dipindahkan dari bak pemeliharaan larva ke bak pendederan, benih ukuran kecil (2 cm) sebaiknya masih diberikan pakan artemia dan diaphanosoma selain dilatih pakan buatan (LL1), kurang lebih 3 hari berturut-turut sampai benih tersebut lancar menerima pakan pellet. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian benih.  Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan , maka dilakukan penyiponan minimal 2 kali sehari (pagi dan sore).
Grading bertujuan untuk menyeragamkan ukuran benih, mengurangi sifat kanibalisme dan mengurangi persaingan dalam mendapat makanan. Grading dilakukan setiap  ukuran benih tidak seragam. Grading atau pemilahan ukuran adalah salah satu kegiatan dalam pendederan untuk menyeleksi sekaligus memilah-milah benih sesuai dengan ukurannya.
Benih cobia memiliki pertumbuhan yang cepat. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan panjang dan berat yang dapat dilihat pada Gambar 46 dan Gambar 47.
                          Gambar  2. Pertumbuhan panjang total benih  ikan cobia
                            Gambar  3. Pertumbuhan berat benih ikan cobia
Pada Gambar di atas benih ikan cobia umur 50 hari memiliki panjang total ± 13  cm, berat  10,6 gr.
Kualitas air sangat berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan pendederan. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan metode sirkulasi (air mengalir) dan resirkulasi terbuka dengan melakukan pergantian air sebanyak 70 % perhari dari volume bak, dalam sehari pergantian dilakukan 2 kali pagi dan sore. Pergantian dapat dilakukan apabila kita telah membersihkan kotoran dan sisa pakan yang tak termakan oleh benih yang berada pada dasar bak,  melalui penyiponan, sehingga kualiatas air yang berada di bak pendederan benih selalu stabil  dan benih atau bibit penyakit akan tidak mudah tumbuh.
Pemanenah benih cobia dilakukan  setelah berukuran 10 – 12 cm atau telah berumur 50 hari barulah benih bisa dipanen. sebelum panen dilakukan sebaiknya benih tidak diberi pakan minimal 1 hari.  Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi stress pada benih akibat perbedaan suhu.




Tabel 8. Jumlah panen benih di bak pendederan
No.
Kode Bak
Jumlah Penebaran
Jumlah Panen
SR (%)
1
Bak Kontrol 1(U.K)
300 ekor
267 ekor
92 %
2.
Bak Kontrol 2 (U.S)
200 ekor
174 ekor
87 %
3.
Bak Kontrol 3 (U.B)
150 ekor
150 ekor
100 %

IV.           KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKL (Praktik Kerja Lapang) tentang perbenihan ikan cobia (Rachycentron canadum) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.      Pemeliharaan induk cobia dilakukan pada KJA (Keramba Jaring Apung) yang berukuran 3 m x 3m x 3m, dan ukuran mata jaring 2 inchi. Umur induk 9-10 bulan, dengan berat induk jantan 3-7 kg dan induk betina 5-8 kg. Induk yang digunakan berasal dari hasil perbenihan dan budidaya BBPBL Lampung sendiri.
2.      Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan cara kanulasi dan pemijatan perut. Apabila terdapat induk yang matang gonad (terdapat sperma dan oosit) maka dilakukan penyuntikan hormon HCG 200 IU/kg berat badan di bagian sirip dada bagian bawah.
3.      Pakan yang diberikan dalam pemeliharaan larva berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang diberikan dari jenis fitoplankton adalah Nannochloropsis sp dan dari jenis zooplankton adalah rotifer ,Diaphanosoma dan Artemiasalina. Sedangkan pakan buatan yang diberikan berupa pakan pellet dengan merek dagang Love larva yang disesuaikan  dengan bukaan mulut ikan.
4.      Jumlah total telur yang dihasilkan pada tanggal 13 maret 2013 yaitu 1.559.999 butir telur dan telur yang terbuahi (FR%) hanya 18,6%. Sedangkan pada tanggal 840.000 butir yang terbuahi (FR%)  89,5%.
5.      Pemanenan larva dilakukan pada umur 20 hari (D20) dengan pemberian pakan yang berbeda.
B.     Saran
1.      Adanya pemeriksaan ulang terhadap kondisi plankton sebelum dimasukkan atau diberikan ke dalam bak pemeliharaan larva. Sebab apabila plankton yang diberikan sudah tidak bagus atau sudah mati, akan berakibat buruk pada larva dan  kondisi kualitas air di bak pemeliharaan.
2.      Untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva Cobia perlu dilakukan upaya-upaya antara lain, mengembangkan jenis pakan tertentu yang memiliki nilai nutrisi yang lebih baik, pemberian pakan dan pengontrolan pakan ke dalam bak larva dapat dilakukan lebih teratur serta pengamatan kualitas air lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.  2006.  Rachycentroncanadum. Aquaculture. Fisheries and      Aquaculture Department.
Arendt, M.D.,J.E. Olney. Dan J.A. Lucy. 2001. Stomach content of Cobia.
Effendie, M..I.  1997. Metode Biologi Perikanan. Cetakan Pertama.  Penerbit Yayasan dewi Sri.  Bogor.
Hammond, D.L.  2001.  Taxonomy and Basic Description : Cobia (R. canadum)  Aquaculture.  Marine Freswater.






1 komentar:

  1. Make money with a bookie
    A หาเงินออนไลน์ bookie is a person who facilitates gambling through a business with friends. People do not even make money at a casino. A person who makes What makes an online kadangpintar bookie a better person?How much 1xbet money can I make with an online bookie?

    BalasHapus